Jepang adalah Negara yang terbentang membentuk busur pada arah
Barat Laut Samudra Pasifik di tepi Timur Benua Eurasia. Terdiri dari pulau –
pulau besar dan kecil dengan luas sekitar 378.000 km2 membentang dari Selatan
ke Utara sepanjang 2.500 km dan terletak pada sekitar 20° - 46° LU. Pulau –
pulau utamanya adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa
Iklim umumnya lembut dengan perubahan 4 musim yang jelas karena
Jepang terletak hampir di pusat daerah beriklim sedang. Musim semi dan musim
gugur sangat nyaman namun pada musim panas ( Juli – Agustus) angina bertiup
dari Samudera Pasifik sehingga menjadikan Jepang panas, sebaliknya pada musim
dingin (Desember – Februari) angin bertiup dari daratan menjadikan Jepang
sangat dingin.
Kebudayaan Jepang dewasa ini sangat beragam. Para remaja putri
yang mempelajari kebudayaan tradisional Jepang seperti upacara minum teh
(chadou) dan merangkai bunga (kadou) sekalipun senang pergi menonton pertandingan
olah raga. Begitu pula di kota – kota, bukanlah pemandangan yang mengherankan
manakala terlihat kuil – kuil kuno tegak berdampingan dengan gedung – gedung
pencakar langit. Inilah kebudayaan Jepang dewasa ini sebagai gabungan yang
mengagumkan antara Kebudayaan lama dan kuno, antara Timur dan Barat.
Kebudayaan Jepang telah banyak berubah dari
tahun ke tahun, dari kebudayaan asli negara ini, Jomon, sampai kebudayaan kini, yang
mengkombinasikan pengaruh Asia, Eropa dan Amerika Utara. Setelah beberapa gelombang
imigrasi dari benua lainnya dan sekitar kepulauan Pasifik, diikuti dengan
masuknya kebudayaan Tiongkok, penduduk Jepang mengalami
periode panjang isolasi dari dunia luar dibawah Keshogunan Tokugawa sampai datangnya "The Black Ships" dan era Meiji. Sebagai hasil, kebudayaan Jepang
berbeda dari kebudayaan Asia lainnya.
KEBUDAYAAN
TRADISIONAL
Seni
pertunjukan tradisional yang masih berjaya di Jepang dewasa ini adalah antara
lain kabuki, noh, kyogen dan bunraku.
Kabuki adalah sebuah bentuk teater
klasik yang mengalami evolusi pada awal abad ke-17. Ciri khasnya berupa irama
kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah,
make-up yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk
mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat dan suasana
hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad
pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan
sebagai wanita, adalah pria.
Noh adalah bentuk teater musikal
yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi
juga dengan utai (nyanyian), hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri
khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam
warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer.
Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua,
wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.
Kyogen adalah sebuah bentuk teater
klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya.
Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan
secara tunggal.
Bunraku, yang menjadi populer sekitar
akhir abad ke-16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian
bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai
tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling
halus di dunia.
Berbagai seni
tradisional lainnya, seperti upacara minum teh dan ikebana (merangkai bunga),
terus hidup sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
Upacara minum teh (sado atau chado) adalah tata-cara
yang diatur sangat halus dan teliti untuk menghidangkan dan minum teh
hijau matcha (dalam bentuk bubuk). Ada hal yang lebih penting
daripada ritual membuat dan menyajikan teh, karena upacara ini merupakan
rangkaian seni yang mendalam yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan
kepekaan yang sangat halus. Sado juga menjajaki tujuan hidup dan mendorong
timbulnya apresiasi terhadap alam.
Seni
merangkai bunga Jepang (ikebana), yang mengalami evolusi di Jepang
selama tujuh abad, berasal dari sajian bunga Budhis di masa awalnya.
Seni ini
berbeda dengan penggunaan bunga yang murni bersifat dekoratif saja, karena
setiap unsur dari sebuah karya ikebana dipilih secara sangat cermat termasuk
bahan tanaman, wadah di mana ranting dan bunga akan ditempatkan, serta
keterkaitan ranting-ranting dengan wadahnya dan ruang di sekitarnya.
KEBUDAYAAN
MODERN
Musik klasik
masuk ke Jepang dari Barat. Penggemarnya cukup banyak dan sejumlah konser
diadakan di berbagai tempat di Jepang. Jepang telah melahirkan banyak konduktor
(seperti Ozawa Seiji), pianis, dan pemain biola dan mereka
melakukan pertunjukan di seluruh dunia. Pada zaman sekarang music di Jepang
sudah dimasukkan ke dalam genre tersendiri, yaitu Jpop. Jpop ini biasanya
dibawakan oleh solo atau grup. Tapi dalam masa-masa ini Jpop lebih dikenal
dengan munculnya grup idol yang berupa boyband maupun girlband. Jpop ini sudah
lebih lama muncul dibandingkan dengan musik korea, Kpop yang dulu disukai oleh para
perempuan di seluruh dunia apalagi di Indonesia.
Film anime (kartun)
Jepang yang menjadi hiburan bagi anak-anak Jepang sejak tahun 1960-an, kini
diekspor ke seluruh dunia. Ada seri yang menjadi favorit anak-anak seluruh
dunia, seperti Astro Boy, Doraemon, Sailor Moon, Detective Conan, dan
Dragonball Z. Sementara itu, karya sutradara Miyazaki Hayao, Spirited
Away, memenangkan Oscar sebagai film cerita kartun terbaik pada tahun
2003.
Untuk sastra,
ada sejumlah pemenang Hadiah Nobel, yaitu Kawabata Yasunari dan Oe
Kenzaburo. Sementara itu, karya-karya para pengarang yang lebih modern
seperti Murakami Haruki dan Yoshimoto Banana populer
di kalangan kaum muda Jepang dan telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.
Sastra di
Jepang sekarang yang sedang ngetrend adalah manga. Manga adalah komik buatan
Jepang. Artworknya sangat beda dengan komik dari negara lain. Manga yang
terkenal seperto One Piece (Eichiro Oda), Naruto (Masashi Kishimoto) biasanya
diangkat ke layar lebar berupa anime.
Origami
“Apakah Origami itu?” agar pemahaman kita
lebih jelas lagi. Origami berasal dari kata 折る ‘oru’ yang berarti “melipat” dan
kata 紙 ‘kami’ yang berarti kertas. Sehingga jika kedua kata ini digabungkan akan
menghasilkan arti “kertas lipat” atau “lipatan kertas”.Origami merupakan seni
melipat kertas yang berasal dari China pada sekitar abad ke-7 yang kemudian di
populerkan di negara Jepang, sehingga, terkesan bahwa Origami memang
betul-betul asli dari negara Jepang. Meskipun demikian, Origami sudah menjadi
salah satu bagian budaya tradisional yang sudah mendarah daging di seluruh
masyarakat Jepang. Hal ini bisa dilihat bahwa pda kenyataannya Origami sering
diajarkan pada siswa-siswi mulai di sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar.
Selain itu, bukti bahwa masyarakat Jepang sangat mencintai Origami adalah,
mereka selalu melakukan inovasi dan improvisasi yang kreatif dalam menghasilkan
beragam bentuk lipatan Origami yang sangat tinggi nilai seninya.
Budaya kerja Jepang
5R dikenal sebagai salah satu
budaya kerja dari negara Jepang yang sudah melegenda. 5R berasal dari 5 kata
dalam bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Kelima
kata itu kemudian diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia untuk diadposi
cara kerjanya dan digunakan sebagai salah satu budaya kerja di banyak
perusahaan besar di dunia. Dalam bahasa Indonesia, 5S itu diterjemahkan sebagai
5R, Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Banyak perusahaan sudah mengadopsi
budaya kerja 5R ini. Secara tidak disadari, 5R akan membentuk suatu budaya
kerja yang sangat bermanfaat. Bahkan 5R mampu digunakan sabagai salah satu
tools untuk meningkatkan laba perusahaan.
Ringkas
Ringkas merupakan prinsip dasar 5R
yang pertama. Prinsip kerja ini merupakan prinsip kerja pemilahan barang.
Sering kali kita jumpai suatu lingkungan kerja dengan kondisi barang yang tidak
tertata rapi dan terkesan semrawut.
Rapi
Rapi merupakan fase kedua dalam
prinsip kerja 5R. Fase ini merupakan kelanjutan dari fase yang pertama. Setelah
barang-barang diringkas, selanjutnya barang tersebut dirapikan sesuai dengan
tempat penyimpanan dan juga standar penyimpanannya. Proses me-Rapi-kan ini
dapat dikerjakan sesuai dengan metode penyimpanan yang dilakukan.
Resik
Resik adalah R yang ketiga yang
juga kelanjutan dari 2R sebelumnya. Sesuai dengan namanya, Resik berarti
membersihkan. Baik barang maupun lingkungan.
Rawat
Rawat adalah prinsip ke-4 dalam
5R. Rawat dimaksudkan agar masing-masing individu dapat menerapkan secara kontinu
ketiga prinsip sebelumnya. Dalam fase ini dilakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan 3R sebelumnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membuat
checklist terhadap pekerjaan yang harus dilakukan, terkait dengan 3R
sebelumnya. Pelaksanaan fase Rawat ini akan membuat lingkungan selalu terjaga
dalam kondisi 3R secara terus menerus.
Rajin
Prinsip yang terakhir adalah
Rajin. Fase ini lebih mengarah kepada membangun kesadaran masing-masing
individu untuk secara konsisten menjalankan 4R sebelumnya. Diharapkan secara
disiplin, masing-masing individu dapat menjalankan prinsip kerja tersebut meski
tidak diawasi oleh atasannya.
Bagaimanakah agar 5R dapat
berjalan?
Pertanyaan mendasar yang selalu
diajukan adalah seperti itu. Secara teori sangat mudah menjalankan 5R, namun 5R
ini adalah masalah budaya. Mengubah budaya kerja tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan. Butuh komitmen, ketelatenan, dan semangat.
1. Segalanya harus dimulai dari
atas. Untuk mendukung pelaksanaan 5R, pihak owner dan top management harus giat
untuk menggalakkan budaya ini. Tanpa dukungan dari yang diatas, hal ini akan
sulit dilakukan
2. Melakukan kampanye 5R dengan
memasang slogan dan poster terkait 5R
3. Breakdown tiap bagian / tim
dalam perusahaan untuk membuat pola kerja terkait 5R
4. Memantau pelaksanaan program
kerja masing-masing bagian yang telah dibuat
5. Jika perlu, adakan kompetisi 5R
antar bagian dalam perusahaan dengan sedikit rangsangan berupa bonus atau
hadiah
Sesuai dengan prinsipnya, 5R
merupakan budaya kerja. Alangkah jauh lebih baik jika suatu budaya itu muncul
dari dalam diri masing-masing individu, tanpa ada paksaan atau iming-iming
hadiah.
Budaya cara makan Jepang
1. Zuborabashi: Memegang mangkok
nasi dan sumpit dengan tangan yang sama di waktu yang sama.
2. Yosebashi: Memindahkan atau
menggerakkan mangkok nasi dengan sumpit.
3. Tsukibashi: Mengacak-ngacak
atau menusuk-nusuk makanan dengan sumpit untuk makan.
4. Saguribashi: Menggali ke bagian
bawah makanan dengan sumpit hanya untuk mencari yang paling lezat untuk dimakan
terlebih dahulu.
5. Mayoibashi: Mengangkat tangan
yang memegang sumpit tinggi-tinggi untuk mencari mana yang harus dimakan
terlebih dahulu.
Dan jangan lupa untuk selalu
meletakkan sumpit disamping kanan mangkok, bukan di mangkoknya.