Sabtu, 25 Maret 2017

Electronic Data Interface (EDI)

I. Definisi EDI

EDI atau singkatan dari Electronic Data Interchange sebenarnya adalah sebuah format dokumen atau struktur data dalam bentuk UN/EDIFACT merupakan bagian dari dunia e-commerce yang digunakan sebagai format standar untuk pertukaran data secara elektronik antar organisasi/perusahaan.

II. Cara Kerja EDI

Pada dasarnya EDI terdiri dari tiga komponen utama, yakni pesan standar, perangkat lunak EDI (EDI Converter), dan komunikasi. Pertama, Pesan standar pada dasarnya berisikan teks (text) yang memuat informasi dan rule sebagai penterjemah dari satu atau lebih dokumen bisnis. Contoh dari pesan standart adalah Uniform Communication Standar (UCM) yang mendefinisikan lebih kurang 15 tipe dokumen elektronik diantaranya; purchase order, promotion announcement, price change, invoice, dll. Sedangkan rule dalam EDI lazimnya bekerja dalam bentuk kelompok. Sekumpulan rules untuk memformat sebuah dokumen elektronik disebut transaction set. Jadi, transaction set adalah analogi elekronik dari kertas/form dokumen bisnis. Salah satu ciri utama dalam EDI, pada dasarnya pertukaran data terjadi antar aplikasi komputer, sehingga tidak hanya antar komputer. Akibatnya intervensi hanya manusia (pengguna) terjadi pada aplikasi komputer ini, sedangkan sisanya seperti proses pengiriman dan interpretasi data dapat dilakukan oleh komputer. Berbeda dengan facsimile dan e-mail, dalam EDI yang dipertukarkan harus terstruktur sehingga dapat dibaca dan diinterpretasikan oleh komputer. Dalam facsimile dan e-mail data tidak terstruktur sehingga data hanya bisa diinterpretasikan oleh manusia.

Kedua, Perangkat lunak EDI berfungsi sebagai sebagai penterjemah dari pesan standar EDI ke dalam internal file format perusahaan penerima. Perangkat lunak EDI harus terintegrasi dengan aplikasi bisnis yang dipakai.

Ketiga, Komunikasi. Komunikasi dalam EDI tentu sangat berbeda dengan komunikasi yang kita bersifat konvensional. Hal ini disebabkan komunikasi di EDI dilakukan melalui antar mesin (komputer), sehingga diperlukan infrastruktur komunikasi. Bentuk komunikasi infrastruktur yang mula-mula berkembang adalah transaksi berbentuk point-to-point, yakni hubungan langsung dari dua perusahaan yang bertransaksi.

Dalam point-to-point di EDI perusahaan yang bertransaksi memerlukan:
1.  menggunakan protokol komunikasi yang sama,
2. mempunyai kecepatan transmisi yang sama, 
3. menyediakan line telepon pada saat yang sama.

Dengan bertambahnya rekan bisnis, maka komunikasi berbentuk point-to-point makin susah untuk di-manage, oleh karena itu dalam perkembangannya akan lebih mudah bila memakai jasa pihak ketiga, yaitu Vale Added Network (VAN). VAN adalah penyedia network di mana setiap pelanggan-pelanggannya mempunyai mailbox pada perusahaan VAN tersebut. Mailboxing ini memungkinkan pengiriman transaction set ke mailbox rekan bisnis. Dengan cara ini pesan-pesan EDI dibawa oleh e-mail. Komunikasi via VAN menghindari keterbatasan-keterbatasan yang ada pada point-to-point. Beberapa VAN juga menyediakan bantuan implementasi berupa consulting, softaware dan training rekan bisnis.

Untuk security transfer data VAN memberikan jaminan kepada pelanggan-pelanggan dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Access ke VAN memerlukan password dan IDs;
2. Validasi relasi dagang untuk memastikan hanya pelanggan yang berhak yang bisa menerima pesan-pesan atau dokumen-dokumen;
3. VAN mencek integritas dari pesan-pesan EDI.

Ini dimaksudkan untuk memastikan agar pesan-pesan yang dikirimkan sesuai dengan standar yang dipakai. Penerapan EDI di Internet Penggunaan EDI di internet bisa dibilang masih baru, namun teknologi dan service telah berkembang dengan cepat. VAN yang ada sekarang sudah terhubung ke internet untuk memberikan service ke pelanggan-pelanggan (misalnya iklan sebuah produk). Sebuah perusahaan pelanggan VAN dapat melakukan transaksi EDI dengan sebuah perusahaan lain yang terhubung ke internet. Pesan-pesan EDI dapat diselipkan ke dalam Internet E-mail. Perusahaan-perusahaan yang sama-sama terhubung ke Internet juga dapat melakukan transaksi EDI. Kedua perusahaan yang bertransaksi harus sepakat dengan Internet protokol apa yang akan dipakai untuk pertukaran pesan-pesan EDI: Pengiriman-pesan dengan e-mail. Ini cara yang paling simpel dan paling banyak dipakai. Khususnya untuk menyelipkan pesan-pesan EDI bisa dipakai spesifikasi IETF-MIME dan kedua rekan dagang harus sepakat dengan metode encryption untuk pengamanan pengiriman e-mail, misalnya PEM atau PGP. Pengiriman pesan-pesan EDI dengan FTP. Untuk pertukaran pesan-pesan EDI dengan FTP, sebuah account harus dibuat untuk setiap rekan dagang untuk FTP login, inclusif password. Pesan-pesan EDI disimpan di sebuah file, dan rekan dagang membuat perjanjian untuk penamaan file-file dan direktori dimana pesan-pesan disimpan.

III. Keuntungan EDI

EDI memperbaiki efisiensi juga menurunkan biaya dan juga keuntungan-keuntungan lain diantaranya: Bussiness survival Kebanyakan organisasi-organisasi besar menekan supplier-suppliernya untuk menggunakan EDI. EDI adalah metode yang diinginkan untuk melakukan bisnis di banyak industri, misalnya rail, automotive, chemical dan farmasi. Penghematan biaya EDI menekan biaya biaya dalam proses transaksi dan menaikkan efisiensi. Penghematan yang diperoleh dari EDI bisa bersumber dari berbagai bidang seperti:

Pengurangan dalam pemrosesan dokumen (misalnya: mengetik kembali data yang sama/redundant data). Mengurangi staf sebagai hasil dari eliminasi data re-keying,koreksi kesalahan,dll. Penurunan tingkat inventory. Ini adalah hasil dari penurunan waktu proses transaksi dan eliminasi dari ketidakpastian seperti order delivery time. Penurunan biaya untuk penanganan spesial dan pos ekspres yang disebabkan keterlambatan dalam penerimaan dan proses yang tidak efisien dalam surat-menyurat. Penurunan penggunaan telepon. Penurunan biaya pos konvensional. Penurunan dalam pengeluaran biaya transpor. Memperbaiki service kepada pelanggan Memperbaiki relasi dengan suplier,pelanggan dan rekan dagang. Memperbaiki kemampuan untuk bersaing secara internasional, sebagai hasil dari penurunan waktu komunikasi dan penurunan kesalahan, waktu design dan pengembangan lebih lebih singkat.

IV. Peluang EDI di Indonesia

EDI digunakan di indonesia mulai tahun 1995, saat itu digunakan untuk pertukaran data di Pelabuhan Tanjung Priok, saat itu juga mulai dirintis untuk digunakan untuk pertukaran data dokumen import antara perusahaan dengan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai. Pada tahun1997 EDI resmi dimandatorikan untuk pertukaran data PIB (Pemberitahuan Impor Barang), pada tahun 2003 resmi dimandatorikan untuk PEB (Pemberitahuan Export Barang), pada tahun 2006 resmi dimandatorikan untuk dokumen manifest.

Selain di Bea Cukai, sampai saat ini EDI digunakan di dalam berbagai macam instansi baik pemerintah maupun swasta. Untuk pemerintah misalnya di Dept. Pos dan Telekomunikasi, Balai Karantina Ikan, Balai Karantina Hewan, Dept. Perdagangan, dan lain-lain. Untuk sektor swasta misalnya digunakan oleh Toshiba, Toyota Astra Motor, Unilever, Matahari, Nestle, dan lain lain. Sampai saat ini sistem EDI sangat berkembang pesat di Indonesia, terlebih dengan mulai diterapkannya sistem Nasional Single Window di kepabeanan, bisa dikatakan sistem EDI sangat terintegrasi di dalamnya.

Salah satu penyedia jasa layanan EDI (EDI Provider) di Indonesia adalah PT. EDI Indonesia (EDII) yang sampai saat ini sudah 15 tahun berdiri. Perusahaan ini adalah anak perusahaan dari PT. Pelabuhan Indonesia II, tapi sebelumnya kepemilikan saham terbesar dimiliki PT. Indosat. Selain itu ada juga perusahaan-perusahaan lain sebagai EDI Provider di ndonesia diantaranya adalah PT. Telkom, PT. Lintas Artha, Finnet Indonesia, dan lain lain.

Kita tidak dapat membantah bahwa salah satu dampak dari liberalisasi adalah semakin terintegrasi perekonomian negara kita dengan perekonomian global. Liberalisasi perdagangan yang disepakati melalui APEC, juga GATT, akan menuntut kita untuk selalu bersaing dengan pelaku-pelaku ekonomi dari negara lain. Untuk bisa menempatkan diri dalam tatanan ekonomi dunia, mau tidak mau kita harus meningkatkan efisiensi pelaku bisnis sebagaimana pelaku bisnis di negara lain. EDI bisa membantu kita meningkatkan efisiensi, karena komputerisasi transaksi bisnis dapat menyederhanakan dan mempercepat prosedur. Karena dunia bisnis tidak dapat melepaskan diri dari pemerintah, maka kesediaan pemerintah dalam penerapan EDI sangat penting, untuk memilih standar yang berlaku dan untuk menyediakan perangkat hukum yang diperlukan. Keberhasilan Singapura dalam menerapkan EDI dapat kita jadikan jadikan satu contoh. Saat ini pelabuhan Singapura menjadi pelabuhan tersibuk di dunia, fakta ini tentu tidak terlepaskan dari peran EDI yang sangat membantu transaksi bisnis di pelabuhan tersebut. Bila mengingat ketidakefisiennya selalu masalah dalam perekonomi kita, maka penerapan EDI dapat kita jadikan alternatif untuk mengatasi problema klasik permasalah ekonomi

URL :

http://testedii.blogspot.co.id/2010/10/apa-itu-edi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar